BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Boiler
(ketel uap) adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan uap
bertekanan tinggi, dimana alat ini berisi air.Air didalam boiler dipanaskan
hingga mendidih sampai menghasilkan uap, dan uap yans dihasilkan akan berubah
menjadi tegangan tinggi .Uap yang dihasilkan boiler akan mengerakkan turbin dan
diteruskan kegenerator untuk mengbangkit tenaga listrik. Uap (uap air) yaitu
gas yang timbul akibat perubahan fase air cair menjadi uap (gas) dengan cara
pendidihan (boiling).Uap air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penggerak
turbin,untuk membangkitkan tenaga listrik .
Uap
air yang digunakan bukan sekedar uap air saja,tetapi uap air bertekanan tinggi
yang dihasilkan dari boiler, dari hal tersebut penulis ingin membuat miniature
boiler sederhana dengan memamfaatkan mikrokontroler sebagai pusat kendali,
sensor suhu LM 35 untuk memamtau suhu pada boiler,LCD sebagai display,heater
listrik sebagai pemanas air,turbin miniature dari baling-baling kecil dan
dinamo DC kecil sebagai miniature dari generator.
Ketel
uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang terttutup dari ujung
pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa
air.Jadi untuk menghadapi perkembangan turbin uap tentu perlu sarana pembangkit
tenaga uap (baik dalam bentuk steam boiler maupur dalam bentuk lain). Bagian
pemanas lanjut (superheater) ialah bidang pemanas (uap satu rasi) untuk
menaikkan temperaturnya sehingga menaikkan energi potensial uap.Pemanas lanjut
sangat penting untuk produksi uap panas lanjut bagi turbin uap,karena uap panas
lanjut (adi panas)adalah uap kering,syarat yang diperlukan dalam operasi
turbin.Biasanya pemanas lanjut lanjut ini diklasifikasikan sebagai pemanas
lanjut konveksi,pemanas lanjut radiasi atau pemanas lanjut kombinasi,tergantung
pada bagaimana cara transfer energy termal.Biasanya diperlukan pula bahwa
temperatur akhir uap tetap konstan meskipun beban ketel berberda.
Uap air adalah sejenis fluida yang merupakan fase
gas dari air, bila mengalami pemanasan sampai temperatur didih dibawah tekanan
tertentu. Uap air tida berwarna, bahkan tidak terlihat bila dalam keadaan murni
kering.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
yang akan dibahas antara lain :
a. Bagaimana sistem kerja
boiler?
b. Apa saja klasifikasi boiler?
c. Parameter apa saja yang harus diperhatikan
dalam pengoperasian boiler?
d. Bagaimana aplikasi
penggunaan boiler pada dunia industri, terutama industri pembangkit
listrik?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah
ini antara lain :
a. Menjelaskan sistem
kerja boiler.
b. Menjelaskan
bagian-bagian utama penyusun boiler.
c. Menjelaskan
klasifilasi boiler.
d. Menjelaskan parameter
yang harus diperhatikan dalam pengoperasian boiler?
e. Menjelaskan aplikasi
penggunaan boiler dalam dunia industri, terutama industri pembangkit listrik.
f. Dapat dijadikan
sebagai referensi mata kuliah utilitas subbab boiler.
BAB
II
TEORI DASAR
A. Sistem kerja boiler
Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi
yang mengkonversikan energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi
panas. Boiler terdiri dari dua komponen utama yaitu :
1. Dapur
(furnace), sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjad energi panas.
2. Alat
penguap (eveporator) yang mengubah energi pembakaran (energi panas) menjadi energi potensial uap.
Kedua
komponen tersebut di atas telah dapat untuk memungkinkan sebuah boiler untuk berfungsi. Sedangkan komponen
lainnya adalah :
1.Corong asap
dengan sistem tarikan gas asapnya, memungkinkan dapur berfungsi secara efektif.
2.Sistem
perpipaan, seperti pipa api pada boiler pipa api, pipa air pad boiler pipa air memungkinkan sistem penghantaran
kalor yang efektif antara nyala api atau gas panas dengan air boiler.
3.Sistem pemanas
uap lanjut, sistem pemanas udara pembakaran serta sistem pemanas air pengisi boiler berfungsi sebagai
alat untuk menaikan efisiensi boiler.
Agar
sebuah boiler dapat beropersi dengan aman, maka perlu adanya sistem pengamanan yang
disebut apendasi.
Sistem boiler terdiri dari sistem
umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sisitem air umpan menyediakan air
untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan
melalui sistem pemipan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan
steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem
bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar
untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang digunakan dalam sistem
bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk
diubah menjadi steam disebut air umpan. Ada dua sumber air umpan: 1. Kondensat atau
steam yang mengembun yang mengembun ke proses. 2. Air make up (air baku yang
sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler ke plant proses.
Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer
untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
B. Klasifikasi
Ketel Uap
Klasifikasi ketel uap ada beberapa macam, untuk
memilih ketel uap harus mengetahui klasifikasinya terlebih dahulu, sehingga
dapat memilih dengan benar dan sesuai dengan kegunaannya di industri. Karena
jika salah dalam pemilihan ketel uap akan menyebabkan penggunaan tidak akan
maksimal dan dapat menyebabkan masalah dikemudian harinya.
1.
Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
a.
Ketel Pipa api ( Fire tube boiler )
Pada ketel pipa api,
gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan ketel ada di dalam shell untuk
dirubah menjadi steam. Ketel pipa api biasanya digunakan untuk kapasitas steam sampai 14.000 kg/jam dengan
tekanan 18 kg/cm2. Ketel pipa api dapat menggunakan bahan bakar minyak
bakar, gas atau bahan bkar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis,
sebagian besar ketel pipa api dikontruksi sebagai “paket” boiler ( dirakit
pabrik )untuk semua bahan bakar.
b.
Ketel pipa air ( water tube boiler )
Pada ketel
pipa air, air diumpankan boiler melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air yang
tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakaran membentuk steam pada daerah uap
dalam drum. Ketel ini dipilih jika kebutuhan
steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus ketel untuk pembangkit
tenaga. Ketel yang modern dirancang dengan kapasitas steam antar
4.500 – 12.000 ton/jam, dengan tekanan sangat tingi. Banyak ketel pipa air
yang dikontruksikan secara paket jika digunankan bahan bakar minyak bakar dan gas. untuk ketel pipa air yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum
dirancang secara paket. Karakteristik ketel pipa air sebagai berikut:
a.
Fored, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan
efisiensi pembakaran.
b.
Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan
dari plant pengolahan air.
c.
Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
2.
Berdasarkan pemakaiannya
a.
Ketel
stasioner ( stasionary boiler ) atau ketel tetap, yang termasuk
stasioner adalah ketel-ketel yang didudukan pada suatu pondasi yang tetap,
seperti ketel untuk pembangkitan tenaga, untuk industri dll
b.
ketel mobil ( mobile boiler ),
ketel pndah / portable boiler
yang termasuk ketel mobil adalah ketel yang dipasang pada pondasi yang berpindah-pindah (mobil ), seperti boiler lokomotif, loko mobile dan ketel panjang serta lain yan sepertinya termasuk ketel kapal ( marine boiler )
yang termasuk ketel mobil adalah ketel yang dipasang pada pondasi yang berpindah-pindah (mobil ), seperti boiler lokomotif, loko mobile dan ketel panjang serta lain yan sepertinya termasuk ketel kapal ( marine boiler )
3.
Berdasarkan
letak dapur (furnace posisition )
a. Ketel dengan pembakaran di dalam (internally fired steam boiler )
dalam hai ini dapur berada (pembakaran terjadi )di bagian dalam ketel . kebanyakan ketel pipa api memakai system ini
dalam hai ini dapur berada (pembakaran terjadi )di bagian dalam ketel . kebanyakan ketel pipa api memakai system ini
b.
Ketel dengan
pembakaran di luar ( outernally fired steam boiler )
dalam hal ini dapur berada (pembakaran
terjadi )di bagian dalam ketel . kebanyakan ketel pipa air memakai system ini
4. Berdasarkan jumlah lorong (boiler tube )
a. Ketel dengan lorong tunggal (single tube steam boiler ).
pada single tube steam boiler, hanya terdapat 1 lorong saja, lorong api maupun lorong air. Cornish boiler adalah single fire tube boiler dan simple vertikal boiler adalah single water tube boiler.
pada single tube steam boiler, hanya terdapat 1 lorong saja, lorong api maupun lorong air. Cornish boiler adalah single fire tube boiler dan simple vertikal boiler adalah single water tube boiler.
c. Ketel dengan lorong ganda ( multi tube steam boiler )
multi fire tube boiler misalnya ketel scotch dan multi water tube boiler misalnya ketel B dan W dll
multi fire tube boiler misalnya ketel scotch dan multi water tube boiler misalnya ketel B dan W dll
5. Berdasarkan pada porosnya tutup drum (shell)
a. Ketel tegak ( vertikal steam boiler ), seperti ketel cocharn, ketel clarkson dll
b. Ketel mendatar ( horizontal steam boiler ), seperti ketel cornish, lancashire, scotch dll.
6. Berdasarkan bentuk dan letak pipa
a. ketel dengan pipa lurus, bengok dan berllekak-lekuk ( stright, bent and
sinous tubeler heating surface )
b. ketel dengan pipa miring datar dan miring tegak ( horizontal,
inclined or vertical tubeler heating surface )
7. Berdasarkan peredaran air ketel ( water
circulation )
a. Ketel dengan peredaran alami ( natural circulation steam boiler )
Pada natural circulation boiler, peredaran air dalam ketel terjadi
secara alami yaitu air yang ringan naik, sedangkan terjadilah aliran aliran
conveksi alami. Umumnya ketel beroperasi secara aliran alami, seperti ketel
lancashire, babcock & wilcox
b. Ketel dengan peredaran paksa ( forced circulation steam boiler )
Pada ketel dengan aliran paksa,
aliran paksa diperoleh dari
sebuah pompa centrifugal yang digerakkan dengan elektric motor misalnya la-mont
boiler, benson boiler, loeffer boiler dan velcan boiler.
8. Berdasarkan tekanan kerjanya
a. tekanan kerja rendah : ≤5 atm
b. tekanan kerja sedang : 5-40 atm
c. tekanan
kerja tinggi : 40-80 atm
d. tekanan
kerja sangat tinggi : >80 atm
9. Berdasarkan kapasitasnya
a.kapasitas rendah : ≤2500 kg/jam
b.kapasitas sedang : 2500-50000
kg/jam
c.kapasitas tinggi : >50000 kg/jam
10. Berdasarkan pada sumber panasnya (heat source )
a.ketel uap dengan bahan bakar alami
b.ketel uap dengan bahan bakar buatan
c.ketel uap dengan dapur listrik
d.ketel uap dengan energi nuklir
D. Parameter yang harus
diperhatikan dalam pengoperasian ketel uap
1. Kualitas air
Air sebagai bahan pengisi ketel uap untuk di panasi menjadi uap,
maka harus diperhatikan kandungan – kandungan yang terlarut di dalam air untuk
mencegah terjadinya pengrusakan terhadap ketel uap, misalnya pengerakkan,
pengaratan, yang bisa menyebabkan kejadian fatal seperti ledakan. Air untuk
mengisi ketel uap dapat berasal dari :
a. Air yang dihasilkan dari dalam pabrik, berupa air embun yang
keluar dari pemanasan.
b.
Air yang berasal dari alam, seperti air sungai
Keburukan
karena kualitas air akan menyebabkan :
a. Pengerakkan
b. Logam
– logam menjadi aus karena korosi
c. Terbawanya
air dalam uap
1.
Aliran uap ( Steam
Flow )
Yaitu banyaknya uap yang harus dihasilkan boiler pada tingkat
pengoperasian tertentu. Pengoperasian pada MCR (Maximum Continous Rating) merupakan pengoperasian
boiler pada tingkat aliran uap maksimum yang bisa dijalankan secara
berkelanjutan.Jika melebihi tingkat ini bisa merusak peralatan ataupun
meningkatkan biaya perawatan.
Control Load untuk
beban penuh aliran uap sekitar 48% dan sekitar 47 % untuk aliran uap pada tingkat
MCR. Control load merupakan titik dimana suhu uap utama maupun uap pemanasan
ulang telah mencapai titik desain kerjanya ( kondisi stabil )
2.
Tekanan
Boiler
Untuk mendapatkan energi yang sesuai dengan kebutuhan turbin
agar dapt menggerakkan generator,maka tekanan uap panas kering yang dihasilkan
pun harus sesuai dengan kebutuhan beban.Dalam hal ini ,tekanan uap dapat diatur
melalui reheater dan superheater.
3.
Temperatur
Uap
Dalam proses konversi wujud dari cair menjadi uap,air perlu
dipanaskan dalam furnace.Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam
furnace tersebut juga harus diperhatikan agar suhu uap yang dihasilkan
memenuhi standar yang ditentukan.Karena jika suhu uap kurang maka efisiensi
akan turun tapi jika terlalu tinggi akan berpengaruh pada gas buangnya.
4.
Efisiensi Boiler
Untuk melihat apakah desain suatu boiler telah tepat ditentukan
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi,diantaranya kegunaan unit boiler itu
sendiri yaitu apakah uap yang harus dihasilkan konstan atau bervariasi sesuai kebutuhan
generator pembangkit listrik. Selanjutnya yang menentukan juga adalah jenis dan
kualitas bahan bakar yang akan dibakar : apakah padat,cair atau gas.Seberapa
banyak uap harus dihasilkan tiap jamnya apakah ratusan atau bahkan jutaan pon
tiap jamnya juga perlu dipertimbangkan dalam desain.
Pembentukan uap yang dipengaruhi penyerapan
panas harus memenuhi setidaknya komponen berikut ini :
1.
Tekanan kerja tiap bagian
dari boiler,hal ini penting untuk distribusi dan pemenuhan kebutuhan sistem dalam proses
pengubahan air menjadi uap.
2.
Struktur power plant yang tepat untuk tipe
proses pembakaran yang dipilih.
3.
Ukuran yang tepat dan
pengaturan permukaan perpindahan panas untuk penyerapan panas saat proses pembakaran.
4.
Perlengkapan yang
dibutuhkan selama proses .Alat untuk memasukkan udara, bahan bakar dan mengalirkan
air.Piranti untuk memindahkan hasil pembakaran dan sistem pengendalian proses.
Permukaan penyerapam panas boiler dirancang
untuk efisiensi dan biaya yang optimum agar empat tujuan dasar boiler
tercapai yaitu :
1. Uap kering yang dihasilkan memilki tingkat
kemurnian yang tinggi dalam keadaan
apapun.
2. Pemanasan super terhadap uap kering
sementara menjaga suhu tidak melebihi
dari kondisi operasional boiler.
3. Pemanasan ulang terhadap uap yang
tekanannya turun untuk digunakan kembali oleh turbin sementara menjaga suhu
tidak melebihi dari kondisi operasional boiler.
4.Mengurangi suhu gas buang untuk
meminimalkan rugi-rugi panas , mengendalikan korosi dan menghasilkan emisi yang
tidak melebihi ketentuan.
Efisiensi termal adalah indikator seberapa
baik kemampuan input panas boiler untuk menghasilkan uap pada suhu dan tekanan
yang diminta. Adanya prinsip ekonomi dan biaya bahan
bakar membuat powerplant harus beroperasi seefisien mungkin. Unit 5 dan 6
didesain dengan efisiensi 92,5 – 93,5 % tergantung kondisi operasional boiler
,pada MCR, normal full load atau pada control load
conditions. Untuk membandingkan performance boiler pada kondisi
sekarang dengan kondisi desain awal nya ada tiga parameter yang bisa diperiksa.
5. Fuel
analysis
Analisa ini dilakukan untuk mengatuhi
kandungan oksigen ,hidrogen dan karbon yang terdapat dalam bahan bakar yang
digunakan.Karena kualitas bahan bakar dulu dengan sekarang bisa sangat
berbeda.Perbedaan ini berpengaruh terhadap kebutuhan udara dan panas yang
dilepaskan di ruang bakar ,begitu juga dengan massa aliran gas buang yang
meninggalkan ruang bakar.
6. Feedwater
temperature
Perubahan suhu air yang masuk ke boiler
menentukan tingkat pembakaran yang diperlukan di furnace ,lebih lanjut
akan mempengaruhi panas yang dihasilkan dan banyaknya massa aliran.
7. Excess
Air
Banyaknya udara yang masuk ruang bakar
berpengaruh terhadap jumlah panas yang dibawa dari furnace ( dry gas
loss ) , banyaknya udara yang keluar merupakan faktor penting untuk
menghitung efisiensi boiler.
E. Jenis bahan bakar untuk ketel uap
Ada tiga jenis bahan
bakar yang biasanya digunakan untuk ketel uap, yaitu :
a.
Bentuk padat
Bentuk padat ini ada
yang bisa langsung dipakai seperti batu bara. Ada juga yang diolah
terlebih dahulu, seperti kokas dan arang kayu
b.
Bentuk Cair
Minyak bumi, bensin,
residu, dll
c. Bentuk
gas
Gas bumi, LPG, gas
biomass, dll
Dalam industri
tekstil, biasanya menggunakan ketel uap yang berbahan bakar minyak.
F. Aplikasi ketel uap pada industri
1. Aplikasi Boiler pada Imdustri Pembangkit
Listrik
Setelah kita mengetahui jenis dan tipe
boiler serta fungsi boiler dan komponennya dari uraian di atas, maka akan
menjadi lebih jelas lagi bagaimana cara kerja boiler dalam suatu sistem
pembangkit listrik. Dalam makalah ini sistem yang kita ambil sebagai aplikasi
contoh adalah sistem pada PLTU Paiton khususnya pada PT. YTL Jawa Timur
2. Proses Dasar Produksi Listrik
Di dalam PLTU batubara
atau coal fired power plant , energi panas batubara
dikonversikan ke dalam energi listrik dengan bantuan boiler , turbin dan
generator. Batubara dari tempat penyimpanannya di bawa ke tempat penampungan
batubara di area boiler setelah terlebih dahulu dihancurkan di ruangan
penghancur batubara. Batubara tersebut kemudian disalurkan ke pengumpan
batubara ( coal feeder ) yang dilengkapi alat pengatur aliran
untuk dihaluskan pada mesin penghalus ( pulveriser atau coal mill
) sehingga dihasilkan tepung batubara yang halus. Batubara halus di
dorong dengan udara panas yang dihasilkan dariPrimary Air Fan dan
dibawa ke pembakar batubara dengan cara di injeksikan ke ruang bakar
boiler ( furnace ). Di sini tepung batubara yang keluar
dari corner (sudut – sudut boiler) dibakar bersama- sama
dengan udara panas dan api yang di injeksikan ke ruang bakar secara bersamaan.
Udara panas yang masuk kefurnace dihasilkan dari fan yang
disebut Forced Draft Fan , sedangkan api di hasilkan dari
pemantik api atau ignitor.
Panas yang di hasilkan
dari proses pembakaran ini melalui proses perpindahan panas secara konveksi
akan mengubah air yang mengalir dalam pipa – pipa yang ada di dalam boiler
menjadi uap jenuh ( saturated steam ) . Uap panas ini kemudian
di panaskan lebih lanjut oleh super heater sampai menjadi uap panas
kering ( dry super heated steam ) sehingga efisiensi boiler
makin tinggi. Uap panas kering kemudian disalurkan ke turbin bertekanan tinggi
dengan bantuan pipa – pipa tebal bertekanan tinggi dimana steam itu dikeluarkan
lewat nozzle – nozzle mengenai baling –baling turbin. Saat mengenai baling –
baling, energi kalor yang dimiliki steam akan berubah menjadi energi kinetik
dan menggerakkan baling – baling turbin dan shaft turbin yang
disambungkan dengan generator ikut berputar.
Shaft yang disambungkan
dengan generator berupa silinder elektromagnetik besar sehingga ketika turbin
berputar generator ikut berputar ,yaitu bagian rotor.Rotor generator
tergabung dengan stator.Stator adalah bagian generator yang tidak ikut berputar
, berupa gulungan yang menggunakan batang tembaga sebagai pendingin
internal.Listrik dihasilkan dalam batang – batang tembaga stator dengan
elektostatik di dalam rotor melalui putaran magnet. Listrik yang dihasilkan
bertegangan 21 kV dan dengan trafo step up dinaikkan menjadi 500 kV , sesuai
tegangan yang diminta PLN . Lihat gambar sistem pada lampiran .
3. Boiler Master System
Coal fired power plant atau
pembangkit listrik tenaga uap merupakan pembangkit listrik dengan
menggunakan uap sebagaitenaga pembangkitnya.Untuk fungsi ini powerplant ini
dapat dibagi menjadi dua bagian penting yaitu boiler master dan turbine
master .Uap yang digunakan untuk pembangkit listrik ini
dihasilkan dari proses perubahan wujud dari air ke uap yang dilakukan oleh
boiler yang merupakan bagian dari boiler master .Sehingga boiler merupakan
suatu komponen dalam power plant yang berfungsi untuk mengubah air menjadi
uap melalui serangkaian proses yang kompleks dimana didalamnya terjadi
perpindahan panas dan konversi energi dari kimia ke panas.
Jenis boiler yang digunakan pada unit 5 dan
6 adalah tipe menggantung dengan pengontrol sirkulasi (controlled
circulation)yaitu sirkulasi air dan uap pada boiler tidak terjadi
secara naturaltapi dipaksa dengan pompa BWCP ( Boiler water
Circulating Pump) , hal ini memudahkan dalam pengoperasian boiler
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan air dan uap agar sesuai dengan beban yang
diinginkan.Boiler ini didesain dengan satu kali proses pemanasan kembali (reheat)
Boiler merupakan .suatu komponen besar yang terdiri dari komponen-komponen
utama dan komponen pembantu agar dalam proses kerjanya mencapai efisiensi optimum.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan
sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Boiler merupakan peralatan yang dipergunakan untuk
memproduksi air panas dengan temperatur tinggi sehingga menghasilkan uap atau
steam, yang dipergunakan untuk proses produksi, penggerak, dan lain-lain.
2. Sistem kerja boiler terdiri dari sistem umpan,
sistem steam, dan sistem bahan bakar.
3. Boiler terdiri dari
berbagai jenis yang dapat diklasifikasikan berdasarkan fluida yang mengalir, pemakaian,
letak dapur, jumlah boiler tube,poros tutup drum, bentuk dan letak pipa, sistem
peredaran air, dan sumber panas.
4. Bagian utama penyusun
boiler terditi dari economizer, superheater, reheater, main steam drum, down comer, furnace, dan
blow down.
5. Dalam industri pembangkit listrik, Coal
fired power plant atau pembangkit listrik
tenaga uap merupakan pembangkit listrik dengan menggunakan uap dari boiler sebagai tenaga
pembangkitnya
B. Saran
Dalam proses pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu dengan tangan terbuka tim penulis menerima saran maupun
kritik dari pembaca. Trima kasih.